Proses-proses disosiatif, meliputi
1. Persaingan (Kompetisi)
Persaingan merupakan suatu proses sosial di mana orang-perorangan atau kelompokkelompok
saling memperebutkan sesuatu yang menjadi pusat perhatian dengan cara berusaha
menarik perhatian atau mempertajam prasangka, tanpa disertai dengan tindakan kekerasan
ataupun ancaman, melainkan dengan peningkatan mutu atau kualitas diri.
Persaingan mempunyai dua tipe umum, yaitu:
bersifat personal/pribadi atau perorangan (rivalry),
bersifat korporasi atau kelompok
B a h a n A j a r S O S I O L O G I K e l a s X S M 1 o l e h A g u s S a n t o s a
Halaman 13
Ruang lingkup persaingan dapat diberbagai bidang kehidupan: ekonomi (perdagangan),
sosial (kesempatan pendidikan), budaya (kesenian, olahraga), politik (pemerintahan, partai
politik) maupun keagamaan (antar kelompok agama, aliran, madzab, sekte, dst.)
2. Konflik (Pertikaian)
Pertikaian atau konflik merupakan proses sosial seperti halnya kompetisi atau persaingan,
hanya bedanya pada pertikaian disertai dengan ancaman dan/atau tindak kekerasaan, baik
fisik maupun nonfisik.
Pertikaian dapat timbul karena:
perbedaan individual, berupa pendirian atau perasaan
perbedaan kebudayaan, berupa perbedaan sistem nilai atau norma
perbedaan kepentingan, berupa kepentingan ekonomi atau politik
perubahan sosial dan budaya yang berlangsung cepat sehingga para warga masyarakat
kesulitan menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya antara kelompok yang
mempertahankan status quo dengan kelompok reformis (pembaru).
Seperti halnya persaingan, pertikaian pun dapat berlangsung antara perorangan ataupun
kelompok.
3. Kontrvensi
Kontravensi merupakan proses sosial yang berada di antara persaingan dan konflik.
Kontravensi merupakan sikap yang tersembunyi terhadap pihak-pihak lain atau terhadap
unsur-unsur kebudayaan suatu golongan. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian,
tetapi tidak sampai menimbulkan pertikaian.
Bentuk-bentuk kontravensi:
proses umum: perbuatan menolak, keengganan, menganggu proses atau mengacaukan
rencana
sederhana: menyangkal pernyataan di depan umum, memaki, mencerca, memfitnah,
menyebarakan selebaran atau melemparkan pembuktian kepada orang lain
intensif: menghasut, menyebarkan desas-desus
taktis: mengejutkan lawan dengan perang urat syaraf (psy war), unjuk kekuatan (show of
force), dan sebagainya.
E. Interaksi Sosial dan Pembentukan Keteraturan Sosial
Keteraturan sosial terjadi apabila tindakan dan interaksi sosial di antara para warga
masyarakat berlangsung sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Menurut para penganut teori fungsionalisme struktural, meskipun di dalam masyarakat
terdapat unsur-unsur sosial yang saling berbeda, tetapi unsur-unsur tersebut cenderung saling
menyesuaikan sehingga membentuk suatu keseimbangan (equilibrium) dalam kehidupan
sosial. Sedangkan menurut para penganut teori konflik, keteraturan sosial akan terjadi apabila
dalam masyarakat terdapat unsur sosial yang dominan (menguasai) atau adanya
ketergantungan ekonomi satu terhadap lainnya.
B a h a n A j a r S O S I O L O G I K e l a s X S M 1 o l e h A g u s S a n t o s a
Halaman 14
Wujud nyata dari keseimbangan ini adalah keteraturan sosial, yaitu kondisi di mana cara
berfikir, berperasaan dan bertindak serta interaksi sosial di antara para warga masyarakat
selaras (konformis) dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang belaku dalam
masyarakat yang besangkutan.
Keteraturan sosial akan tercipta dalam masyarakat apabila:
terdapat sistem nilai dan norma sosial yang jelas. Jika nilai dan norma dalam masyarakat
tidak jelas akan menimbulkan keadaan yang dinamakan anomie (kekacauan norma).
individu atau kelompok dalam masyarakat mengetahui dan memahami nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku
individu atau kelompok menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku
berfungsinya sistem pengendalian sosial (social control)
Berkembangnya keteraturan sosial dapat dicermati melalui bagan berikut!
SOCIAL ORDER
(TERTIB SOSIAL)
Suatu sistem atau tatanan nilai dan norma yang
diketahui, diakui dan dipatuhi
KEAJEGAN (CONTINUITY)
(Keteraturan yang tetap dan
berlangsung terus menerus)
POLA SOSIAL
(Bentuk umum aktivitas atau
interaksi sosial)
Perilaku warga masyarakat dapat diramalkan oleh pihak
lain, sehingga pihak lain tersebut menyesuakan
perilakunya
KETERATURAN SOSIAL
(kondisi dinamis di mana tindakan dan interaksi sosial berlangsung tertib dan teratur
sehingga mendukung tercapainya tujuan hidup bermasyarakat )
1. Persaingan (Kompetisi)
Persaingan merupakan suatu proses sosial di mana orang-perorangan atau kelompokkelompok
saling memperebutkan sesuatu yang menjadi pusat perhatian dengan cara berusaha
menarik perhatian atau mempertajam prasangka, tanpa disertai dengan tindakan kekerasan
ataupun ancaman, melainkan dengan peningkatan mutu atau kualitas diri.
Persaingan mempunyai dua tipe umum, yaitu:
bersifat personal/pribadi atau perorangan (rivalry),
bersifat korporasi atau kelompok
B a h a n A j a r S O S I O L O G I K e l a s X S M 1 o l e h A g u s S a n t o s a
Halaman 13
Ruang lingkup persaingan dapat diberbagai bidang kehidupan: ekonomi (perdagangan),
sosial (kesempatan pendidikan), budaya (kesenian, olahraga), politik (pemerintahan, partai
politik) maupun keagamaan (antar kelompok agama, aliran, madzab, sekte, dst.)
2. Konflik (Pertikaian)
Pertikaian atau konflik merupakan proses sosial seperti halnya kompetisi atau persaingan,
hanya bedanya pada pertikaian disertai dengan ancaman dan/atau tindak kekerasaan, baik
fisik maupun nonfisik.
Pertikaian dapat timbul karena:
perbedaan individual, berupa pendirian atau perasaan
perbedaan kebudayaan, berupa perbedaan sistem nilai atau norma
perbedaan kepentingan, berupa kepentingan ekonomi atau politik
perubahan sosial dan budaya yang berlangsung cepat sehingga para warga masyarakat
kesulitan menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya antara kelompok yang
mempertahankan status quo dengan kelompok reformis (pembaru).
Seperti halnya persaingan, pertikaian pun dapat berlangsung antara perorangan ataupun
kelompok.
3. Kontrvensi
Kontravensi merupakan proses sosial yang berada di antara persaingan dan konflik.
Kontravensi merupakan sikap yang tersembunyi terhadap pihak-pihak lain atau terhadap
unsur-unsur kebudayaan suatu golongan. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian,
tetapi tidak sampai menimbulkan pertikaian.
Bentuk-bentuk kontravensi:
proses umum: perbuatan menolak, keengganan, menganggu proses atau mengacaukan
rencana
sederhana: menyangkal pernyataan di depan umum, memaki, mencerca, memfitnah,
menyebarakan selebaran atau melemparkan pembuktian kepada orang lain
intensif: menghasut, menyebarkan desas-desus
taktis: mengejutkan lawan dengan perang urat syaraf (psy war), unjuk kekuatan (show of
force), dan sebagainya.
E. Interaksi Sosial dan Pembentukan Keteraturan Sosial
Keteraturan sosial terjadi apabila tindakan dan interaksi sosial di antara para warga
masyarakat berlangsung sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Menurut para penganut teori fungsionalisme struktural, meskipun di dalam masyarakat
terdapat unsur-unsur sosial yang saling berbeda, tetapi unsur-unsur tersebut cenderung saling
menyesuaikan sehingga membentuk suatu keseimbangan (equilibrium) dalam kehidupan
sosial. Sedangkan menurut para penganut teori konflik, keteraturan sosial akan terjadi apabila
dalam masyarakat terdapat unsur sosial yang dominan (menguasai) atau adanya
ketergantungan ekonomi satu terhadap lainnya.
B a h a n A j a r S O S I O L O G I K e l a s X S M 1 o l e h A g u s S a n t o s a
Halaman 14
Wujud nyata dari keseimbangan ini adalah keteraturan sosial, yaitu kondisi di mana cara
berfikir, berperasaan dan bertindak serta interaksi sosial di antara para warga masyarakat
selaras (konformis) dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang belaku dalam
masyarakat yang besangkutan.
Keteraturan sosial akan tercipta dalam masyarakat apabila:
terdapat sistem nilai dan norma sosial yang jelas. Jika nilai dan norma dalam masyarakat
tidak jelas akan menimbulkan keadaan yang dinamakan anomie (kekacauan norma).
individu atau kelompok dalam masyarakat mengetahui dan memahami nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku
individu atau kelompok menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku
berfungsinya sistem pengendalian sosial (social control)
Berkembangnya keteraturan sosial dapat dicermati melalui bagan berikut!
SOCIAL ORDER
(TERTIB SOSIAL)
Suatu sistem atau tatanan nilai dan norma yang
diketahui, diakui dan dipatuhi
KEAJEGAN (CONTINUITY)
(Keteraturan yang tetap dan
berlangsung terus menerus)
POLA SOSIAL
(Bentuk umum aktivitas atau
interaksi sosial)
Perilaku warga masyarakat dapat diramalkan oleh pihak
lain, sehingga pihak lain tersebut menyesuakan
perilakunya
KETERATURAN SOSIAL
(kondisi dinamis di mana tindakan dan interaksi sosial berlangsung tertib dan teratur
sehingga mendukung tercapainya tujuan hidup bermasyarakat )
0 komentar:
Posting Komentar